PEKERJAAN DRAINASE
I. PENJELASAN UMUM
Pekerjaan yang akan
dilaksanakan Pekerjaan Pembuatan Drainase Jalan
xxxx. Pekerjaan
ini berada di lokasi Kecamatan
xxxxx Kabupaten xxxx dengan Sumber Dana APBD Kabupaten xxxx Tahun anggaran 2016.
Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah 75 Hari Kalender yang meliputi :
- Pekerjaan Persiapan
-
Pekerjaan Konstruksi
Semua mutu atau kualitas material disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang
telah terdaftar seperti Standar
nasional Indonesia (SNI) atau Standar lainnya yang telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan Spesifikasi Teknik ini.
II. METODE PELAKSANAAN A. PEKERJAAN PERSIAPAN
II.A.1 Pre
Construction Meeting
(Rapat Persiapan)
Sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan
rapat persiapan terlebih dahulu antara Pengguna Jasa
berserta
staffnya dengan Penyedia Jasa beserta pegawainya yang akan di tempatkan
secara penuh dilapangan. Dalam rapat ini akan dibahas antara lain : rencana kerja/time
schedule, personil yang akan ditempatkan, peralatan yang akan dipakai, metode pelaksanaan, hal-hal yang harus diatasi jika ada permasalahan dilapangan dengan cara
mengatasinya dengan memberikan solusi yang terbaik, mutu/kualitas
material
yang akan dipakai serta
hal-hal lainnya
untuk mendapat persetujuan/ asistensi dari Pengguna Jasa.Sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai terlebih dahulu memberitahukan dengan
surat pemberitahuan pekerjaan bahwa pekerjaan akan dimulai. Hal itu
ditujukan kepada Direksi Pekerjaan, UPTD wilayah setempat, Desa/Kelurahan, Kecamatan,
Polsek
Setempat. Dengan
kata lain berkoordinasi dengan unsur
pihak desa,
kecamatan dan kepolisian.
II.A.2 Direksikeet
Pengadaan Direksikeet untuk
lebih praktisnya dan
efesiennya kami akan mengontrak/
menyewa tempat/bangunan rumah yang memadai selama
kegiatan
berlangsung. Tempat yang
akan
kami
sewa
berada
di lokasi
pekerjaan. Bangunan tersebut akan
kami setting beberapa
ruangan diantaranya sebagai kantor, sebagai ruang rapat, sebagai gudang bahan atau
peralatan. Direksikeet tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar kerja, struktur organisasi perusahaan, time schedule,
dan
lain sebagainya.
II.A.3 Pembuatan Papan Nama Proyek
Papan Nama Proyek berfungsi sebagai bahan/Media Informasi tentang Kegiatan tersebut. Papan Nama
dibuat dari bahan kayu
atau multiflek dengan ketebalan 1,20 cm dan ukuran 120 cm x 80 cm dengan disangga atau di topang dengan kayu kaso (5/7) Kelas II Borneo
dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah. Warna dasar Papan
Nama Proyek dicat putih dan tulisan
berwarna hitam dengan menggunakan
hurup balok serta logo Dinas Bina
Marga dan Pengairan Kab. Karawang
warna Biru dan Kuning. Papan Nama Proyek berisi cakupan
pekerjaan yang akan dilaksanakan,
antara lain :
- Nama Kegiataan;
- Volume
Kegiataan;
- Nilai Kontrak;
- Sumber Dana;
- Jangka Waktu
Pelaksanaan;
- Nama Penyedia Jasa.
Papan Nama Proyek
ini ditanam kedalam tanah dengan
kedalaman tertentu dan
dipasang pada tempat yang
strategis yang mudah dilihat oleh masyarakat. Ini
dimaksudkan
agar
masyarakat
mengetahui perihal pekerjaan tersebut. Alat yang dibutuhkan : gergaji, paku, cat, kuas, linggis,
catut dan cangkul.
II.A.4 Mobilisasi
Alat
Mobilisasi yang dilaksanakan
disini adalah mobilisasi dan demobilisasi dimana
alat
berat yang akan
digunakan
pada
kegiatan Pekerjan Normalisasi Drainase dan Trotoar Jalan Kertabumi – Depan Bank Jabar Kec.
Karawang Barat adalah berupa Excavator
PC 100 / PC 50. Dalam kegiatan
pelaksanaan pekerjan pengerukan
mobilisasi merupakan item
pekerjaan yang sangat vital karena tanpa memperhatikan proses mobilisasi bias berakibat
alat berat tidak dapat
terkirim sampai tujuan
atau kesulitan untuk Merakit dan mengoperasikan alat berat tersebut. Rencana
penurunan alat berat
dari
lokasi
ruas jalan akses terdekat, Alat
berat Excavator diturunkan dan dirakit dilokasi titik nol dari lokasi pekerjaan. Setelah sampai pada rencana
lokasi kegiatan alat berat axcavator
bekerja pada titik 0 + 000
kegiatan Sampai dengan selesai sesuai dengan pekerjaan
pegerukan yang
direncanakan. Pada akhir kegiatan alat berat tersebut diangkut kembali setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.
B.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Bongkaran Beton
a. Pekerjaan bongkaran beton bertulang dilakukan
pada pilar jembatan yang rusak
b. Siapkan
peralatan, personil yang diperlukan
c. Beton
bertulang pada pilar yang rusak pada jembatan dibongkar serta beton hasil
bongkarannya dibuang ke lokasi yang disetujui oleh
direksi/ pengawas lapangan.
Bongkaran Pas Batu Lama
Pekerjaan
Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang
dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
1. Pasangan batu kali/
gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akan
dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat
dimulai.
2. Peralatan dan
perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah bodem,
keranjang dan linggis.
3. Pelaksana mengarahkan
prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepada pekerja.
4. Pekerja melaksanakan
pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi oleh pelaksana.
5. Pekerja membongkar
pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah pasangan.
6. Pasangan dibongkar
dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat pada batu
bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka
dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.
7. Batu kali bekas
bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat dengan lokasi
yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
8. Pekerjaan bongkaran
pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi hasil
bongkaran.
9. Pekerja dilengkapi dengan
perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot, sarung tangan dan
safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
10. Pelaksana
berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.
11. Pelaksana selalu
mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat berjalan
dengan cepat dan efisien.
12. Setelah
pekerjaan bongkaran pasangan batu kali/ gunung selesai Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan
galian apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13. Apabila Direksi
menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami
melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
Galian Tanah
dengan Excavator
Kegiatan Pekerjan
Normalisasi Drainase dan
Trotoar Jalan
Kertabumi –
Depan Bank
Jabar Kec. Karawang Barat, dengan hasil
buangan galian
dibuang untuk pembentulan pembentukan tanggul
sebelah kiri dan sebelah kanan dan diletakan sebelah
luar dari tanggul karung yang ada sehingga
diharapkan jadi tanggul penahan pada tanggul karung yang telah
ada baik tanggul sebelah kiri dan
kanan dibentuk menjadi bagus dan rapih sehingga
daerah tersebut
setelah
tanah
keringakan memiliki tanggul yang
kokoh dan dapat digunakan jalan untuk arus lalulintas angkutan.
Pasangan Batu Ad. 1 :
4
Pekerjaan ini mencakup pelapisan
sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan
pembuatan "apron"(lantai golak),
lubang masuk (entry
pits)dan
struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batudengan
mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian
dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum mulai
menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan
untuk pekerjaan pasangan batu mortar,
Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua
contoh batu yang mewakili, masing-masing
seberat 50 kg. Satu dari contoh
batu akan disimpan oleh
Direksi Pekerjaan untuk rujukan
selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan. Besarnya pekerjaan
pasangan batu dengan mortar
yang dilaksanakan
setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang
dengan adukan yang baru. Bilamana pasangan batu mortar digunakan
pada lereng atau sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada
pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir
hingga batas-batas
yang
ditentukan
haruslah dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar. Formasi untuk
pelapisan pasangan batu
dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan,
yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng
menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah
pengerasan awal (initial
setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas
dan
dirapikan untuk
memperoleh bidang
antar muka yang
rapat
dan rata dengan
pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan
drainase yang lancar dan mencegah gerusan
pada tepi pekerjaan pasangan batu
dengan mortar dan tidak menimbulkan sedimentasi pada
dasar saluran.
Pekerjaan ini mencakup pelapisan
sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan
pembuatan "apron"(lantai golak),
lubang masuk (entry
pits)dan
struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batudengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan
memenuhi
garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum mulai
menggunakan
setiap bahan batu yang
diusulkan untuk pekerjaan pasangan
batu mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh
batu akan disimpan oleh
Direksi Pekerjaan untuk rujukan
selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan
dalam pekerjaan. Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar
yang dilaksanakan
setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang
dengan adukan yang baru. Bilamana pasangan batu mortar digunakan
pada lereng atau sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada
pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan haruslah dilaksanakan
sesaat sebelum pemasangan
pasangan batu dengan mortar. Formasi untuk
pelapisan pasangan batu
dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan
dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh
permukaannya dan diberikan
waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng
menuju ke atas,
dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial
setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku.
Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas
dan
dirapikan untuk memperoleh bidang
antar
muka yang
rapat
dan rata dengan
pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan
drainase yang lancar dan mencegah gerusan
pada tepi pekerjaan pasangan batu
dengan mortar dan tidak menimbulkan sedimentasi pada
dasar saluran.
v Pekerjaan
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Ø Pengertian Umum
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) didefinisikan sebagai struktur
perkerasan yang terdiri dari plat beton semen yang bersambungan
(tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton
menerus dengan tulangan, yang terletak
di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau
dengan aspal sebagai lapis permukaan.
Ø Prinsip Penyebaran Beton
Perkerasan beton semen sebagai perkerasan kaku bersifat sebagai
single layer system, terdiri
atas Plat Beton Mutu Tinggi
sebagai lapis pondasi, yang berfungsi memikul seluruh beban lalu lintas di atasnya
untuk diteruskan ke tanah dasar pada daerah yang relatif jauh
lebih luas dibandingkan dengan perkerasan lentur, sehingga tegangan maksimum
yang diterima oleh tanah dasar sangat kecil (0,2 – 0,3 kg/cm2).
Ø Jenis – Jenis Perkerasan Beton
§ Perkerasan Beton Semen dengan sambungan Tanpa
Tulangan (Jointed
Unreinforced/Plain Concrete Pavement /
JPCP);
§ Perkerasan beton semen
dengan sambungan
dengan tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement / JRCP;
§ Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan (Continuously
Reinforced Concrete
Pavement / CRCP);
§ Perkerasan beton semen
pratekan (Prestressed
Concrete Pavement /
PCP).
Gambar terlampir di bawah ini
§ PENYIAPAN PERALATAN PELAKSANAAN
PERKERASAN JALAN BETON
§ Identifikasi Peralatan Pelaksanaan
Untuk dapat mengidentifikasi jenis peralatan diperlukan data-data sebagai berikut:
§ Jenis, volume pekerjaan
beton, spesifikasi teknik, lokasi pekerjaan dan kondisi lapangan;
§ Jadwal
waktu yang disediakan untuk masing-masing tahapan
pelaksanaan pekerjaan beton semen;
§ Metode kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;
§ Pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan
jalan
beton memerlukan peralatan utama
yang meliputi:
§ Peralatan
pencampur
dan
pengecoran
beton (Batching
Plant
danTruck Mixer / Dump Truck),
§ Penghamparan dan pemadatan beton (Concrete Paver / Concrete Finisher), serta
§ Peralatan penyelesaian akhir (finishing) permukaan beton (Texturing
and
Curing Machine).
Jenis – Jenis
Peralatan Utama :
- Peralatan
Pencampur (Batching Plant) dan
Pengangkut Beton;
- Mesin
Penghampar Jenis Acuan Gerak (SlipForm
Concrete Payer);
- Mesin
Penghampar Jenis Acuan Tetap (FixForm
Concrete Payer);
- Peralatan
Pembuat Tekstur Permukaan Beton dan Perapihan Tepi;
- Gergaji Beton.
§ Peralatan Pencampur (Batching Plant) dan Pengangkut Beton
- Pembuatan campuran beton yang bermutu tinggi memerlukan perhatian yang sangat
teliti pada
setiap tahapan kegiatannya, mulai dari penetapan
dan penakaran komposisi bahan pembentuk beton, pencampuran, sampai
kepada pengangkutannya ke
lokasi
pengecoran. Pada umumnya, proses
produksi campuran beton meliputi kegiatan–kegiatan
sebagai
berikut:
Ø Penakaran bahan
- bahan beton
Ø Pencampuran;
Ø Pengangkutan ke lokasi pengecoran;
Ø Penempatan / pengecoran;
Ø Pemadatan (konsolidasi);
Ø Perawatan (Curing);
Ø Penyelesaian akhir / Perapihan (Finishing.
- Kegiatan penakaran bahan-bahan
pembentuk beton dalam bahasa asing disebut batching. Penakaran dapat dilakukan berdasarkan berat maupun berdasarkan volume bahan tersebut. Tetapi, penakaran
berdasarkan berat lebih umum dilakukan
karena
dipandang lebih praktis.
§ Batcher equipment
adalah kontainer yang berfungsi sebagai penampung dan
untuk mengukur material beton sebelum dituangkan ke dalam
Concrete Mixer. Untuk menentukan batcher yang harus digunakan, kapasitas batcher tersebut minimal 3 (tiga) kali
kapasitas alat pencampur (concrete mixer).
§ Peralatan pembuatan campuran beton
yang ditempatkan secara terpusat dan
biasanya mempunyai kapasitas tinggi, sehingga cocok untuk pekerjaan-
pekerjaan beton
dengan volume besar,
disebut Batching Plant.
§ Peralatan Batching Plant dengan alat pengangkut Dump Truck.
§ Peralatan Batching Plant dan alat pengangkut (Truck Mixer atau Agitator Truck Mixer) harus sesuai dengan ketentuan mengenai peralatan
dalam Spesifikasi Beton dari Spesifikasi Umum.
§ Kapasitas Batching Plant
harus cukup besar untuk dapat memasok
kebutuhan alat Slipform
Concrete Paver sehingga alat penghampar tersebut dapat terus bergerak tanpa
berhenti akibat kekurangan atau
keterlambatan pemasokan campuran beton.
§ Apabila di lapanganterjadi satu proyek menggunakan beberapa Batching Plant, bahkan dari beberapa perusahaan pemasok, maka diperlukan kecermatan yang lebih
tinggi dari Pelaksana Lapangan yang
bersangkutan untuk
dapat mengendalikan mutu
maupun jumlah campuran beton yang harus diterimanya agar tetap konsisten
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Batching Plant jenis Pan Mixer dengan
Truk Ready Mix.
v Mesin Penghampar Jenis Acuan Gerak (SlipForm Concrete Payer);
ü Mesin penghampar beton jenis ini merupakan satu unit mesin yang
mempunyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan
membentuk perkerasan sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi
sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.
ü Mesin jenis
acuan bergerak (Slipform Concrete Paver)
mempunyai lebar minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang
(crawler track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor
elevasi (level control sensors) masing-masing di depan dan di belakang pada
kedua sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope sensor). Semua sensor ini
dikendalikan secara otomatis dengan komputer (computerized control).
Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver)
Prinsip Kerja Mesin Tersebut adalah
v Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap (FixForm Concrete Payer);
ü Jika lokasi perkerasan
sempit atau bentuknya tidak
beraturan yang tidak memungkinkan
beroperasinya mesin
Slipform Concrete
Paver,
maka dapat digunakan alat berikut ini:
1.
Mesin Penghampar dan Penempa
(Spreading and Finishing Machines)
Jenis
mesin penghampar harus sedemikian rupa
sehingga dapat memperkecil kemungkinan
segregasi campuran beton.
Alat
penempa
(finishing machines) harus
dilengkapi dengan tranverse
screeds yang
dapat bergerak bolak-balik (oscillating
type) atau alat lain yang serupa.
2.
Vibrator (Penggetar)
Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar
perkerasan beton, dapat
berupa surface pan type atau
internal type dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds.
Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar
atau alat penempa.
Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices,
subgrade dan
acuan (form) samping.
3.
Acuan
Acuan lurus terbuat dari logam
dengan
ketebalan tidak kurang dari 5 mm
dan disediakan dalam
bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang
dari 3 m, dan sekurang-kurangnya
mempunyai kedalaman sama dengan
ketebalan plat beton perkerasan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya.
Acuan yang mudah disesuaikan
atau lengkung dengan radius yang
memadai digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang,
Acuan harus
dapat menahan segala
benturan
dan getaran
dari
alat
penghampar dan penempa.
Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi
acuan,
Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung
bagian yang bersambungan.
Penghamparan dan Pemadatan Beton Secara Manual
v Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton dan Perapihan Tepi
Setelah sambungan dan tepi perkerasan
selesai, sebelum bahan perawatan (curing) digunakan, permukaan beton
harus dikasarkan dengan
membuat tekstur permukaan pada arah melintang atau memanjang garis
sumbu (centre line) jalan,
yang dapat dilakukan dengan cara brushing atau grooving, Pembuatan tekstur permukaan jalan
ini dimaksudkan untuk mencegah
aquaplaning atau hydroplaning, yaitu fenomena tidak adanya
kontak
antara ban kendaraan
dengan permukaan
jalan pada waktu adanya lapisan air di permukaan jalan. Hal ini sangat berbahaya terutama pada lalu
lintas dengan kecepatan tinggi, karena kendaraan menjadi tidak bisa
dikendalikan. Dengan adanya tekstur permukaan jalan maka
akan tersedia fasilitas drainase di bawah ban kendaraan.
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16” (1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau
mekanis, yang mempunyai batang-batang penggaruk
setebal 3 mm dan
masing-masing berjarak antara 15 sampai 20
mm.
Perapihan tepi perkerasan beton di sepanjang acuan dan pada
sambungan dilakukan secara manual menggunakan alat khusus manual pada saat beton mulai mengeras, dengan membentuk tepian untuk membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu. bila tak ditentukan lain pada Gambar Rencana, ialah
12 mm.
Perapihan
dilakukan supaya ujung-ujung beton
yang bersudut tidak
mudah gompal.
Pembuatan Tekstur permukaan beton secara
manual
v Gergaji Beton
Bila ditentukan
sambungan dibentuk
dengan penggergajian
(saw joints), maka harus
disediakan peralatan
gergaji dalam
jumlah dan kapasitas yang memadai untuk membentuk sambungan, Gergaji beton terdiri dari gergaji
bermata intan dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan paling sedikit
satu gergaji selalu siap dioperasikan (standby) dengan cadangan pisau gergaji secukupnya, serta fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.
Gergaji Beton/Concrete Cutter
Metode
Pelaksanaan Pemasangan U-Ditch
v Saluran Berbentuk U
Type DS ukuran 60 x 60
A.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melakukan pemasangan
saluran berbentuk U tipe DS perlu dilaksanakan pekerjaan
persiapan terdiri dari :
1.
Survey lokasi dan pengukuran awal.
2.
Koordinasi dengan pihak terkait.
3.
Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.
4.
Pembuatan rambu lalu-lintas.
5.
Pengaturan akses masuk lokasi pekerjaan.
6.
Pengaturan tata letak material dan peralatan.
7.
Mobilisasi peralatan.
8.
Pembuatan shop drawing
B.
FABRIKASI BETON
Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi
dengan direksi kemudian melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya
kontraktor mengajukan shop drawing kepada direksi. Dengan disetujuinya shop
drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton saluran berbentuk U tipe
DS . Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan.
v Bahan Porous untuk
Bahan Penyaring (filter)
Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter)
haruslah keras, awet dan bersih. Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik,
gumpalan lempung, dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau
bekas bongkaran beton tidak boleh digunakan.
Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi
masing-masing keperluan dalam pekerjaan dan tergantung dari karakteristik bahan
untuk sisi hulu atau sisi hilir dari air yang akan melewatinya, dan juga
tergantung dari tersedianya bahan. Gradasi yang disyaratkan untuk masing-masing
keperluan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dimana penentuannya harus
dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari
bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari
bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan
terjadi
Bilamana bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous
yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan
atau pipa berlubang banyak (perforated pipe) maka pemilihan dan persetujuan
atas bahan porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria
berikut ini :
a). D85 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,2 D
(lubang) dan
b). D50 (bahan untuk penimbunan kembali) > 0,04 D
(lubang)
Dimana D85 dan D50 didefinisikan dalam
Pasal ini pada (c) dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan
atau pipa berlubang banyak (perforated pipe)
Setiap ukuran
bahan porous untuk penimbunan kembali dapat digunakan untuk arah “hilir”
(setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring (filter) plastik. Sebagai
contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan bahan porous
untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam,
bilamana bahan porous tersebut dibungkus anyaman penyaring (filter) plastik
yang cocok, akan tetapi umumnya haruslah terdiri dari pasir halus yang dipilih
sesuai dengan alinea di atas. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan
sebagai pengganti anyaman penyaring (filter) plastic.
1) Bahan
U - Ditch
a)
Material U – Ditch merupakan material precast yang dipesan dari pabrik
dengan kualitas minimal dari Kelas K300 (fc’ 25MPa) seperti yang disyaratkan
dalam Spesifikasi.
b)
Jenis U – Ditch yang akan digunakan ada dua tipe yaitu U - ditch 50/50
dan U- ditch 40/40 dengan bagian atasnya menggunakan penutup.
2) Landasan
Pasir
Pasir akan digunakan untuk meratakan
elevasi permukaan yang akan dipasang U – Ditch dan untuk membentuk landasan
harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
3) Pemasangan
U - Ditch
a) Persiapan Landasan U - Ditch
Lokasi yang diperlukan
untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk dan kedalaman
yang diperlukan sesuai dengan elevasi dasar saluran rencana, dan landasan ini
dipadatkan sampai suatu permukaan yang rata. Diatas permukaan yang telah
disiapkan dihamparkan pasir dengan ketebalan sesuai spesifikasi minimal 10 cm.
b) Pemasangan
U - Ditch dipasang
dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Unit-unit U -
Ditch dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sambungan yang
serapat mungkin. Setiap jarak minimal 10 m atau sesuai dengan spesifikasi yang
tercantum dalam gambar akan dipasang manhole.
Setelah U- Ditch
terpasang semua, bagian atasnya ditutup dengan menggunakan cover U – Ditch yang
merupakan beton Pracetak.
d) Penimbunan Kembali
Setelah suatu
pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit U - Ditch telah
dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka setiap
lubang galian yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui
sesuai Gambar Rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Bahan ini harus
diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi
ketebalan 5 cm.
v Timbunan Biasa dari
Sumber Galian
Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari sumber galian yang
baik yang memenuhi syarat standar mutu sebagai berikut :
a. Permukaan bidang
timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah
ditentukan (sesuai spesifikasi)
b. Bahan Timbunan
(hasil galian) memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran,
akar, rumput top soil)
c. Bahan Timbunan yang
dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien ataupun
project manager
d. Dilakukan test
kepadatan dari bahan timbunan di laboratorium mekanika tanah untuk diadakan
acuan test kepadatan di lapangan.
e. Dilakukan trial embankment,
sehingga didapatkan hasil dengan peralatan yang dipergunakan nilai kepadatan
dari timbunan tersebut (misalnya jumlah lintasan untuk pemadatan dengan compactor yang dipergunakan).
PERALATAN
§
Bulldozer
§
Compactor
§
Excavator
§
Dump Truck
§
Water Tank
§
Theodolith
§
Waterpass
§
Alat Bantu (cangkul, linggis dan lain-lain)
URAIAN PROSEDUR
Persiapan:
§ Meyiapkan peralatan
berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan dalam
kondisi baik.
§ Meyiapkan peralatan
pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup
§ Meyiapkan lokasi
pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut:
- Mengupas/stripping
permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai spesifikasi (±
20 cm)
- Memadatkan tanah
sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan kepadatan sesuai
spesifikasi.
Pelaksanaan Pekerjaan:
§ Pekerjaan
Pengukuran
-
Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan kupasan
(kondisi 0%)
-
Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.
-
Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan selesai
kondisi 100%
-
Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30 cm)
§ Melaksanaan
Pekerjaan Timbunan
§ Bahan timbunan
dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana
kontruksi bangunan (misalnya tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai
dengan Design Drawing(Gambar Desain).
§ Maximum tebalnya
hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm /
kondisi loose)
§ Memadatkan hamparan
timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah
disiram dengan air)
§ Apabila diperlukan
selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-lain),
dari bahan timbunan dengan tenaga kerja khusus.
§ Mengadakan test
kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan
laboratorium
§ Melakukan
penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi syarat) layer demi layer,
sampai didapat top elevasi permukaan tanah yang ditentukan.
§ Hasil Trial
Embankment merupakan ketentuan untuk patokan pelaksanaan pekerjaan timbunan
tersebut
§ Kombinasi dan
spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck,
Compactor) berpengaruh pada kecepatan penyelesaian pekerjaan
tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak
diperlukan.
v Timbunan Pilihan
dari Sumber Galian
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus
terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level
timbunan biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang
tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh
Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji
sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai
berikut :
1.
Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan
kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan
menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan
pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.
2.
Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan
menggunakan motor grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan
hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang
memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat
setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar
penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai
dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan
berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material
yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari
bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan
untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi
agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Timbunan
Tanah
Yang dimaksud
dengan pekerjaan
timbunan tanah untuk
Peninggian Site
adalah
kegiatan penimbunan Tanah untuk Peninggian Site (lokasi) dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi Quary dengan
jenis dan kualitas tanah yang
tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya
untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut.
Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan quary area yang
telah disetujui oleh
Direksi. Pekerjaan ini
meliputi sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan
penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang
tidak
diijinkan. Material timbunan diambil dari quary area yang telah disetujui
oleh pihak direksi.
b. Untuk
penempatan material timbunan dan semua material yang digunakan
dalam konstruksi timbunan adalah
sesuai dengan spesifikasi teknik. Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan
(trial embankment) untuk menentukan
efektifitas dari beberapa
metode pemadatan dari material yang tersedia
untuk pekerjaan timbunan.
Sasaran hasil dari uji test
timbunan adalah
untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan
jenis dan ukuran dari
alat pemadat, jumlah
lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar
air
dan aspek lain dari
pemadatan. Material timbunan
dihampar lapis demi
lapis
dan apabila dibutuhkan disiram
air dengan
water tank truck.
c. Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow
area, galian
dan stockpile dengan
perbedaan kadar air dan dalam
lajur
terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas
pemadatan sebagai yang
ditentukan dalam kontrak. Apabila
ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian
hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus
dilaksanakan terlebih
dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tanggul
pada bangunan yang
permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai
suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian
pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan Direksi, maka Penyedia Jasa
harus membongkar kembali
pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya Penyedia
Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas percobaan tanah
yang dilaksanakan
di tempat
lain.
d. Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling
tidak 30
(tigapuluh) hari
sebelum pelaksanaan test uji timbunan
(trial embankment).
Jenis test yang harus dilaksanakan untukuji timbunan (trial embankment) adalah sebagai
berikut :
Kepadatan Lapangan (field
density)
Permeability lapangan
(field
permeability)
Berat Jenis (specific gravity)
Kadar Air
(water content)
Konsistensi (consistency/Atterberg
Limit)
Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
Kepadatan Laboratorium (proctor
compaction)
e. Kepadatan
timbunan kemudian ditentukan
dari hasil uji laboraturium
dengan melakukan tes uji standar Proctor Compaction guna
memperoleh hasil
pemadatanyang baik.
f. Ukuran
dan dimensi ditentukan
berdasarkan gambar.
PEKERJAAN ASPAL
1 Leveling Lapis Pondasi
Agregat Kelas A
Sebagai penyumbang kekuatan terbesar dalam memikul beban lalu lintas,
lapis pondasi agregat harus benar - benar kokoh dan memiliki stabilitas yang
tinggi. Sebelum pemasangan Lapis Pondasi Agregat dilaksanakan, harus diyakini
bahwa kondisi Lapis Tanah Dasar atau Lapis Pondasi Bawah, dalam hal yang akan
dipasang adalah material untuk Lapis Pondasi Atas, telah benar-benar memenuhi
persyaratan yang ditetapkan di dalam spesifikasi, seperti : ketinggian, kerataan,
dan kepadatan. Material yang dikirim ke lokasi pekerjaan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau sesuai dengan Spesifikasi
Teknis. Pengiriman material disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, ini
dimaksudkan agar material tidak berceceran dan terbuang mubazir. Material untuk
Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke lokasi penghamparan dalam bentuk campuran
yang merata pada rentang kadar air yang diisyaratkan dalam spesifikasi.
Kelembaban dari material harus tersebar secara merata. Penghamparan lapis
pondasi agregat klas A dihampar dengan alat bantu seperti pengki. Penghamparan
dilaksanakan lapis demi lapis. Pekerjaan ini dimulai dari Sta. 0+361 menuju sta. 0+000. Dengan kata lain pengerjaan dimulai dengan arah
mundur agar material yang telah dihampar tidak rusak lagi atau tidak terganggu
oleh laju lalu lintas angkutan material. Dalam penghamparan material lapis
pondasi agregat klas A lebar penghamparan disesuaikan dengan gambar rencana
atau persetujuan lain dari direksi pekerjaan yang telah disetujui. Segera
setelah seluruh pekerjaan penghamparan selesai dilaksanakan dan telah memenuhi
semua persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan telah memuaskan Direksi
Teknik, pekerjaan pemadatan dapat dimulai, dengan memperhatikan hal - hal
berikut:
Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan peralatan pemadat yang cocok
dan memadai yang, disetujui oleh Direksi Teknik, hingga mencapai kepadatan
paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum "modified” seperti
yang ditentukan AA SHTO T180 metode D.
Pemadatan hanya boleh dilakukan bila kadar air dari material beroda
dalam rentang antara 3% kurang atau lebih dari kadar air optimum seperti yang
ditentukan oleh AASHTO T18O metode D.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, kecuali pada bagian yang
bersuperelevasi penggilasan dimulai dari bagian yang rendah bergerak kearah
bagian yang tinggi. Penghamparan dilaksanakan station demi station dan terus
dipadatkan dengan menggunakan mesin gilas 3 roda 8-10 ton. Lintasan mesin gilas
harus memenuhui standar yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Didalam
proses pemadatan dilaksanakan penyiraman yang dilakukan oleh truk tangki air
agar pemadatan dapat dicapai dengan maksimal dan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dan sesuai dengan gambar rencana. Alat yang digunakan adalah :
cangkul, pengki, tali rapia, pacul, belincong, mesin gilas 3 roda, truk tangki
air.
2 Lapis Resap Pengikat/Prime Coat
Jenis pekerjaan ini adalah penyemprotan aspal pada permukaan yang
sebelumnya telah disiapkan untuk Pelaburan Aspal atau Lapisan Permukaan
Campuran Aspal. Lapis Resap Pengikat harus digunakan pada Permukaan yang tidak beraspal, Fungsinya
adalah sebagai pengikat antara lapis permukaan dibawahnya dan lapisan aspal
yang akan diletakkan diatasnya. Kegiatan ini bisa meliputi pekerjaan-pekerjaan
penyiapan permukaan yang akan disemprot, penyediaan material aspal dan
penyemprotan. Lapis Resap pengikat hanya dipasang pada permukan yang kering
atau sedikit lembab, baik Lapis Resap Pengikat maupun Lapis Perekat tidak boleh
dilaksanakan pada waktu angin kencang, akan turun hujan atau pada saat turun
hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi Teknik, pekerjaan Lapis
Resap Pengikat harus dilaksanakan hanya selama musim kering.
Kualitas produk lapis Resap Pengikat adalah :
Penyemprotan Lapis Perekat maupun Lapis Resap Pengikat setelah
dilaksanakan harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapis dan tampak merata,
tanpa ada bagian, sekecil apapun, yang tidak tertutup atau beralur atau
berlebihan aspalnya. Dalam hal Lapis Resap Pengikat, setelah pengeringan selama
4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi,
meninggalkan sebagian bahan pengikat dengan warna hitam atau abu-abu tua yang
merata pada permukaan dan menampakkan tekstur permukaan yang rapi serta tidak
tampak adanya genangan atau bahan pengikat yang bercampur dengan agregat halus
yang cukup tebal, serta tidak ada bagian-bagian yang lembek dan lepas. Dalam
hal Lapis Perekat, permukaan harus mempunyai daya lekat yang cukup pada waktu
pengerjaan pelapisan ulang (overlay). Penampilan yang memperlihatkan
bintik—bintik, yang timbul dari bahan pengikat yang di distribusi sebagai butir-butir
tersendiri boleh diterima untuk Lapis Perekat yang lebih ringan asalkan
penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takarannya benar.
Material Lapis Resap Pengikat :
Ø Aspal harus dari
jenis aspal semen AC—10 (kurang lebih ekivalen aspal pen 80/100), atau jenis
AC-20 (kurang lebih ekivalen aspal pen 60/70), mematuhi AASHTO M226—80,
dicairkan dengan minyak tanah, dengan perbandingan sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknik.
Ø Agregat penutup
harus dari hasil penyaringan kerikil atau batu pecah, tidak mengandung butiran
lunak, bahan kohesif atau bahan organik.Tidak kurang dari 90% lolos saringan
ASTM 9.5 mm, dan tidak lebih dari 2% harus lolos saringan ASTM 2.36 mm (N0. 8).
Kualitas dari hasil semprotan sangat ditentukan oleh kualitas alat
utama yaitu Distributor Aspal. Kecuali mendapatkan persatujuan dari Direksi
Teknik, yaitu apabila dikarenakan tampat kerja yang sempit pemakaian
Distributor Aspal tidak memungkinkan, penyemprotan harus dilaksanakan dengan
Distributor Aspal. Karena peranannya yang penting dalam menjamin kualitas, hal
- hal yang dipersyaratkan di dalam spesifikasi mengenai Distributor Aspal harus
benar-benar mendapatkan perhatian, antara lain :
1)
Peralatan Distributor Aspal harus meliputi
sebuah tachimeter (pengukur kecepatan putaran), meteran tekanan, satu tongkat
celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk mengukur kecepatan pada
kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus sudah
dikalibrasi dan rekaman dari kalibrasi yang teliti dan memuaskan harus
diserahkan kepada Direksi Teknik.
2)
Distributor harus dilengkapi dengan batang
semprot yang mengsirkulasikan aspal secara penuh yang tepat diatur kearah
horizontal dan vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum
24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor juga harus
dilengkapi dengan pipa semprot tangan.
3)
Distributor harus juga dilengkapi dengan
Diagram Semprot dan Buku Petunjuk Palaksanaan yang menunjukkan diagram aliran
pipa dan petunjuk - petunjuk untuk cara kerja semua alat pada distributor.
Diagram Semprot harus memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan jumlah
takaran pemakaian aspal.
4)
Toleransi ketelitian dan
ketentuan—ketentuan jarum baca yang dipasang pada Distributor aspal dengan
batang semprot harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi.
§ Pelaksanaan
1)
Pekerjaan Persiapan
a)
Harus diyakini bahwa permukaan yang akan
disemprot sudah benar - benar siap, dalam arti semua kerusakan (kalau ada)
telah diperbaiki dan apabila permukaan yang disemprot adalah lapis pondasi
agregat, perlu diyakini bahwa telah dipersiapkan sesuai persyaratan sebagaimana
diatur dalam pekerjaan lapis pondasi agregat.
b)
Sebelum penyemprotan aspal dimulai,
permukaan harus dibersihkan dari debu dan kotoran lain dengan memakai sikat
mekanis atau semprotan angin atau kombinasi keduanya. Jika hal ini tidak cukup
ditambah dengan sapu ijuk.
c)
Pembersihan harus dilakukan melewati 20
sentimeter kanan kiri bidang yang disemprot. Pekerjaan ini dilakukan dimulai
dari Station STA. 0+361 menuju STA. 0+000 (sama untuk pekerjaan penghamparan Prime Coat
dan AC WC).
d)
Tonjolan yang disebabkan oleh benda - benda
asing harus disingkirkan dengan penggaruk baja setelah itu harus dicuci dan
disapu, atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
e)
Untuk lapis resap pengikat diatas lapis
pondasi agregat kelas A, permukaan yang telah disapu harus rata, rapat,
bertekstur agregat kasar dan halus/tidak segregasi.
f)
Pekerjaan penyemprotan tidak dapat sama
sekali dimulai, sebelum permukaan benar-benar telah dipersiapkan sampai
memuaskan Direksi Teknik.
2)
Setelah semua persiapan dilaksanakan dengan
sempurna, pekerjaan penyemprotan dapat dilaksanakan dengan merujuk kepada hasil
percobaan lapangan. Perlu sekali lagi diyakini bahwa Distributor Aspal
dioperasikan sesuai dengan diagram semprot yang telah disetujui. Kecepatan
pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penampatan
-penempatan nosel harus dipasang sesuai ketentuan.
§ Pelaporan
Kontraktor harus menyerahkan bahan-bahan berikut
ini kepada Direksi Teknik
1)
Lima liter contoh dari setiap bitumen yang
diusulkan untuk digunakan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuatnya, sebelum
pekerjaan dimulai.
2)
Catatan yang memuaskan untuk sertifikat
kalibrasi dari semua instrumen, meteran pengukur, tongkat celup dari
distributor aspal, seperti diuraikan dalam spesifikasi, diserahkan paling
lambat 30 hari sebelum pekerjaan dimulai. Alat - alat tersebut harus
dikalibrasikan dengan toleransi ketelitian sebagaimana ditetapkan dalam
spesifikasi. Tanggal kalibrasi harus tidak melebihi 2 tahun sebelum
pelaksanaan.
3)
Diagram semprot yang telah memenuhi
ketentuan dalam spesifikasi diserahkan sebelum pekerjaan dimulai.
§ Lingkungan
1)
Permukaan-permukaan dari struktur,
pepohonan dan harta benda masyarakat disamping tempat - tempat kerja harus
dilindungi dari kekotoran karena percikan.
2)
Bahan Bitumen dilarang dibuang
kesembarangan selokan atau saluran air.
3)
Diagram semprot yang telah memenuhi
ketentuan dalam spesifikasi diserahkan sebelum pekerjaan dimulai.
1.
Peralatan Utama
2.
Peralatan utama yang diperlukan untuk
pekerjaan ini adalah : Distributor Aspal dan Penyapu Mekanis/Compressor.
3 Penghamparan AC/WC (Hotmix tebal 5 cm)
Adapun langkah pekerjaan ini yaitu :
ü
Tempatkan alat Asphalt finisher pada jalur
dititik awal pekerjaan overlay, sebelumnya alat tersebut distel terlebih dahulu
sehingga pada saat penghamparan tebal gembur aspal mencapai ± 4,80 cm dari
permukaan jalan. Alat Asphalt finisher distel dengan lebar disesuaikan yaitu 3,00 M’ dikarenakan ini dilakukan dengan cara 1 kali
penghamparan. Sebelum dioperasikan alat ini terlebih dahulu dipanaskan.
ü
Hotmix yang ada pada Dump Truk ditempatkan
tepat didepan hoper asphalt finisher. Tuangkan hotmix ke dalam hoper dengan
cara di dump. Suhu campuran pada saat penghamparan ± 145 ◦C. Nyalakan mesin
fibrasi selama penghamparan agar campuran hotmix terdistribusi secara merata.
ü
Pekerja segera meratakan campuran aspal
yang dikeluarkan dari asphalt finisher dengan menggunakan alat bantu agar
campuran benar-benar rata, harus diperhatikan sisian jalan agar terlihat lurus.
ü
Periksa kembali ketebalan hasil
penghamparan dengan menggunakan alat ukur sederhana yang terbuat dari besi
tulangan yang telah ditandai ± 4,80 cm setelah campuran aspal diratakan.
ü
Apabila didalam hoper campuran aspal
telah habis maka segera isi ulang aspal kedalam hoper. Jika tersisa aspal
didalam hoper maka suhu aspal tidak boleh lebih rendah dari suhu penghamparan.
ü
Setelah selesai penghamparan, maka
dipadatkan dengan mesin gilas tandem 6-10 ton dengan lintasan 6 lintasan
setelah itu dilanjutkan oleh mesin gilas roda karet 8-15 ton dengan lintasan
sama seperti mesin tandem.
Peralatan yang akan digunakan adalah : Mesin Gilas Tandem 6-10 ton,
Mesin Gilas Roda Karet 8-15 ton, Asphalt Finisher, Asphalt Spayer, Compressor
dan alat bantu.