Sunday, December 6, 2020

Wisata Malam Karawang

ANEKA BARU RESTO DAN KARAOKE KARAWANG

Ini salah satu rekomendasi untuk hiburan malam bagi yang hobby karaoke. Terletak di tengah pusat kota karawang dengan are parkir yang luas dan berbagai macam pilihan room small, medium dan large bahkan hingga VVIP.

Aneka baru karaoke juga memiliki pelayanan yang ramah mulai dari resepsionis, waitress ataupun pemandu lagunya. Aneka baru karaoke juga menyajikan berbagai macam makanan pilihan mulai dari lokal chinese food hingga western food. 

Ini beberapa ruangan karaoke di Aneka Baru Karawang :


Medium Room

Small Room

VIP room

Bar AB

Resto

Resto


DAN BERIKUT BEBERAPA MENU ANDALAN DI RESTO ANEKA BARU






Jadi kalau kalian berkunjung ke Karawang jangan lupa untuk mampir makan dan karaoke bersama teman-teman kalian. Terima kasih.......

OPENING HOUR

SUNDAY,,,,,,,,,,,,,,,,10AM-10PM
MONDAY,,,,,,,,,,,,,,,10AM-10PM
TUESDAY,,,,,,,,,,,,,,10AM-10PM
WEDNESDAY,,,,,,,,10AM-10PM
THURSDAY,,,,,,,,,,,10AM-10PM
FRIDAY,,,,,,,,,,,,,,,,,,10AM-10PM
SATURDAY,,,,,,,,,,,,10AM-10PM

OUR LOCATION

AB Resto dan Karaoke
Jl. Tuparev No. 375A - Karawang

Telp. 0267 412 456 / 845 0707
HP. 0812 8342 8758

Email : anekabarujayautama@gmail.com


Saturday, March 28, 2020

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan







PEKERJAAN DRAINASE

I.    PENJELASAN UMUM

Pekerjaan yang akan dilaksanakan Pekerjaan Pembuatan Drainase Jalan xxxx. Pekerjaan ini berada di lokasi Kecamatan xxxxx Kabupaten xxxx dengan Sumber Dana APBD Kabupaten xxxx Tahun anggaran 2016. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah 75 Hari Kalender yang meliputi :
-     Pekerjaan Persiapan

-     Pekerjaan Konstruksi


Semua mutu atau kualitas material disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang telah terdaftar seperti Standar nasional Indonesia (SNI) atau Standar lainnya yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan sesuai dengan Spesifikasi Teknik ini.

II.        METODE PELAKSANAAN  A.   PEKERJAAN PERSIAPAN
II.A.1   Pre Construction Meeting (Rapat Persiapan)

Sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan rapat persiapan terlebih dahulu antara Pengguna Jasa berserta staffnya dengan Penyedia Jasa beserta pegawainya yang akan di tempatkan secara penuh dilapangan. Dalam rapat ini akan dibahas antara lain : rencana kerja/time schedule, personil yang akan ditempatkan, peralatan yang akan dipakai, metode pelaksanaan, hal-hal yang harus diatasi jika ada permasalahan dilapangan dengan cara mengatasinya dengan memberikan solusi yang terbaik,  mutu/kualitas  material  yang  akan  dipakai  serta  hal-hal  lainnya untuk mendapat persetujuan/ asistensi dari Pengguna Jasa.Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai terlebih dahulu memberitahukan dengan surat pemberitahuan pekerjaan bahwa pekerjaan akan dimulai. Hal itu ditujukan kepada Direksi Pekerjaan, UPTD wilayah setempat, Desa/Kelurahan, Kecamatan, Polsek Setempat. Dengan kata lain berkoordinasi dengan unsur pihak desa, kecamatan dan kepolisian.

II.A.2   Direksikeet

Pengadaan Direksikeet untuk lebih praktisnya dan efesiennya kami akan mengontrak/ menyewa tempat/bangunan rumah yang memadai selama kegiatan  berlangsung.  Tempat  yang  akan  kami  sewa  berada  di  lokasi



pekerjaan. Bangunan tersebut akan kami setting beberapa ruangan diantaranya sebagai kantor, sebagai ruang rapat, sebagai gudang bahan atau peralatan. Direksikeet tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar kerja, struktur organisasi perusahaan, time schedule, dan lain sebagainya.


II.A.3   Pembuatan Papan Nama Proyek

Papan Nama Proyek berfungsi sebagai bahan/Media Informasi tentang Kegiatan  tersebut.  Papan  Nama  dibuat  dari  bahan  kayu  atau  multiflek dengan ketebalan 1,20 cm dan ukuran 120 cm x 80 cm dengan disangga atau di topang dengan kayu kaso (5/7) Kelas II Borneo dengan tinggi 250 cm dari permukaan tanah. Warna dasar Papan Nama Proyek dicat putih dan tulisan berwarna hitam dengan menggunakan hurup balok serta logo Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Karawang warna Biru dan Kuning. Papan Nama Proyek berisi cakupan pekerjaan yang akan dilaksanakan, antara lain :
- Nama Kegiataan;

- Volume Kegiataan;

- Nilai Kontrak;

- Sumber Dana;

- Jangka Waktu Pelaksanaan;

- Nama Penyedia Jasa.

Papan Nama Proyek ini ditanam kedalam tanah dengan kedalaman tertentu dan dipasang pada tempat yang strategis yang mudah dilihat oleh masyarakat.  Ini  dimaksudkan  agar  masyarakat  mengetahui  perihal pekerjaan tersebut. Alat yang dibutuhkan : gergaji, paku, cat, kuas, linggis, catut dan cangkul.


II.A.4 Mobilisasi Alat

Mobilisasi yang dilaksanakan disini adalah mobilisasi dan demobilisasi dimana   alat   berat          yang   akan   digunakan   pada   kegiatan   Pekerjan Normalisasi Drainase dan Trotoar Jalan Kertabumi Depan Bank Jabar Kec. Karawang Barat adalah berupa Excavator  PC 100 / PC 50. Dalam kegiatan pelaksanaan  pekerjan  pengerukan  mobilisasi  merupakan  item  pekerjaan yang sangat vital karena tanpa memperhatikan proses mobilisasi bias berakibat    alat     berat     tidak     dapat     terkirim    sampai     tujuan     atau kesulitan   untuk Merakit dan mengoperasikan alat berat tersebut. Rencana penurunan  alat  berat  dari  lokasi  ruas  jalan  akses  terdekat,  Alat  berat Excavator diturunkan dan dirakit dilokasi titik nol dari lokasi pekerjaan. Setelah   sampai   pada    rencana   lokasi    kegiatan   alat    berat    axcavator bekerja pada  titik  0  +  000  kegiatan Sampai dengan  selesai  sesuai dengan pekerjaan  pegerukan  yang  direncanakan.  Pada  akhir  kegiatan  alat  berat tersebut diangkut kembali setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

B.   PEKERJAAN KONSTRUKSI

     Bongkaran Beton
                   a.    Pekerjaan bongkaran beton bertulang dilakukan pada pilar jembatan yang rusak
b.    Siapkan peralatan, personil yang diperlukan
c.    Beton bertulang pada pilar yang rusak pada jembatan  dibongkar serta beton hasil bongkarannya dibuang ke lokasi yang disetujui oleh direksi/ pengawas lapangan.

     Bongkaran Pas Batu Lama
Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
     Cara Pelaksanaan
1.       Pasangan batu kali/ gunung yang akan dibongkar terlebih dulu diukur bagian mana yang akan dibongkar. Setelah diukur dan mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan dapat dimulai.
2.       Peralatan dan perlengkapan disediakan di lokasi pekerjaan. Alat yang dipakai adalah bodem, keranjang dan linggis.
3.       Pelaksana mengarahkan prosedur pekerjaan bongkaran kepada mandor dan diteruskan kepada pekerja.
4.       Pekerja melaksanakan pekerjaan bongkaran dengan instruksi mandor dan diawasi oleh pelaksana.
5.       Pekerja membongkar pasangan dari bagian atas terlebih dahulu kemudian ke bawah pasangan.
6.       Pasangan dibongkar dengan hati-hati menggunakan palu/ bodem, spesi yang melekat pada batu bongkaran dibersihkan dengan cetok, apabila dengan cetok tidak kuat maka dibersihkan dengan dipukul menggunakan palu kecil.
7.       Batu kali bekas bongkaran yang sudah dibersihkan dikumpulkan di lokasi yang dekat dengan lokasi yang akan dipasang batu kali bekas bongkaran.
8.       Pekerjaan bongkaran pasangan batu/ kali selesai, pekerja membersihkan lokasi dari spesi hasil bongkaran.
9.       Pekerja dilengkapi dengan perlengkapan keamanan, seperti : helm proyek, sepatu boot, sarung tangan dan safety bel untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan).
10.   Pelaksana berkoordinasi dengan Direksi pekerjaan dalam proses pengerjaan.
11.   Pelaksana selalu mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan efisien.
12.    Setelah pekerjaan bongkaran pasangan batu kali/ gunung selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan galian apakah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB.
13.   Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja, spesifikasi dan RAB, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.

Galian Tanah dengan Excavator

Kegiatan  Pekerjan  Normalisasi  Drainase  dan  Trotoar  Jalan  Kertabumi  – Depan  Bank  Jabar  Kec.  Karawang  Barat,  dengan  hasil   buangan  galian dibuang untuk pembentulan pembentukan tanggul sebelah kiri dan sebelah kanan  dan  diletakan sebelah  luar  dari  tanggul  karung yang ada sehingga diharapkan jadi tanggul penahan pada tanggul karung yang telah ada baik tanggul sebelah kiri dan  kanan dibentuk menjadi bagus dan rapih   sehingga daerah  tersebut  setelah  tanah  keringakan  memiliki  tanggul  yang kokoh dan dapat digunakan jalan untuk arus lalulintas angkutan.

Pasangan Batu Ad. 1 : 4

Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan  saluran air, dan   pembuatan   "apron"(lantai   golak),   lubang   masuk   (entry   pits)dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batudengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan dalam pekerjaan. Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. Bilamana pasangan batu mortar digunakan pada lereng atau sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang   ditentukan   haruslah   dilaksanakan   sesaat   sebelum   pemasangan pasangan batu dengan mortar. Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku. Lereng   yang   bersebelahan   dengan   bahu   jalan   harus   dipangkas   dan dirapikan  untuk  memperoleh  bidang  antar  muka  yang  rapat  dan  rata dengan

pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar dan tidak menimbulkan sedimentasi pada dasar saluran.

Pekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan  saluran air, dan   pembuatan   "apron"(lantai   golak),   lubang   masuk   (entry   pits)dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batudengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhi garis, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Sebelum mulai menggunakan setiap bahan batu yang diusulkan untuk pekerjaan pasangan batu mortar, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu yang mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu dari contoh batu akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama periode Kontrak. Hanya batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan digunakan
dalam pekerjaan. Besarnya pekerjaan pasangan batu dengan mortar yang dilaksanakan setiap satuan waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan yang baru. Bilamana pasangan batu mortar digunakan pada lereng atau sebagai pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal haruslah dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar. Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas yang ditentukan haruslah dilaksanakan sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar. Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan. Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan adukan. Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunya dengan sapu yang kaku. Lereng   yang   bersebelahan   dengan   bahu   jalan   harus   dipangkas   dan dirapikan  untuk  memperoleh  bidang  antar  muka  yang  rapat  dan  rata dengan

pasangan batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar dan tidak menimbulkan sedimentasi pada dasar saluran.









v  Pekerjaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Ø  Pengertian Umum
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) didefinisikan sebagai struktur perkerasan yang terdiri dari plat beton semen yang bersambungan (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton menerus dengan tulangan, yang terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai lapis permukaan.



Ø  Prinsip Penyebaran Beton
Perkerasan beton semen sebagai perkerasan kaku bersifat sebagai single layer system, terdiri atas Plat Beton Mutu Tinggi sebagai lapis pondasi, yang berfungsi memikul seluruh beban lalu lintas di atasnya untuk diteruskan ke tanah dasar pada daerah yang relatif jauh lebih luas dibandingkan dengan perkerasan lentur, sehingga tegangan maksimum yang diterima oleh tanah dasar sangat kecil (0,2 0,3 kg/cm2).


Ø  Jenis – Jenis Perkerasan Beton
§  Perkerasan Beton Semen dengan sambungan Tanpa Tulangan (Jointed Unreinforced/Plain Concrete Pavement / JPCP);
§  Perkerasan beton semen dengan sambungan dengan tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement / JRCP;
§  Perkerasan beton semen menerus (tanpa sambungan) dengan tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement / CRCP);
§  Perkerasan beton semen pratekan (Prestressed Concrete Pavement / PCP).

Gambar terlampir di bawah ini



§  PENYIAPAN PERALATAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON
§  Identifikasi Peralatan Pelaksanaan
    Untuk dapat mengidentifikasi jenis peralatan diperlukan data-data sebagai berikut:
§  Jenis, volume pekerjaan beton, spesifikasi teknik,   lokasi pekerjaan dan kondisi lapangan;
§  Jadwal   waktu   yang   disediakan   untuk   masing-masing   tahapan pelaksanaan pekerjaan beton semen;
§  Metode kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;

§  Pelaksanaan  pekerjaan  perkerasan  jalan  beton  memerlukan  peralatan utama yang meliputi:
§  Peralatan  pencampur  dan  pengecoran  beton  (Batching  Plant  danTruck Mixer / Dump Truck),
§  Penghamparan dan pemadatan beton (Concrete Paver / Concrete Finisher), serta
§  Peralatan penyelesaian akhir (finishing) permukaan beton (Texturing and Curing Machine).

Jenis – Jenis Peralatan Utama :
  • Peralatan Pencampur (Batching Plant) dan Pengangkut Beton;
  • Mesin Penghampar Jenis Acuan Gerak (SlipForm Concrete Payer);
  • Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap (FixForm Concrete Payer);
  • Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton dan Perapihan Tepi;
  • Gergaji Beton.

§  Peralatan Pencampur (Batching Plant) dan Pengangkut Beton
  • Pembuatan campuran beton yang bermutu tinggi memerlukan perhatian yang sangat teliti pada setiap tahapan kegiatannya, mulai dari penetapan dan penakaran komposisi bahan pembentuk beton, pencampuran, sampai kepada pengangkutannya ke lokasi pengecoran. Pada umumnya, proses produksi campuran beton meliputi kegiatan–kegiatan sebagai berikut:
Ø  Penakaran bahan - bahan beton
Ø  Pencampuran;
Ø  Pengangkutan ke lokasi pengecoran;
Ø  Penempatan / pengecoran;
Ø  Pemadatan (konsolidasi);
Ø  Perawatan (Curing);
Ø  Penyelesaian akhir / Perapihan (Finishing.
  • Kegiatan penakaran bahan-bahan pembentuk beton dalam bahasa asing disebut batching. Penakaran dapat dilakukan berdasarkan berat maupun berdasarkan volume bahan tersebut. Tetapi, penakaran berdasarkan berat lebih umum dilakukan karena dipandang lebih praktis.
§  Batcher equipment adalah kontainer yang berfungsi sebagai penampung dan untuk mengukur material beton sebelum dituangkan ke dalam Concrete Mixer. Untuk menentukan batcher yang harus digunakan, kapasitas batcher tersebut minimal 3 (tiga) kali  kapasitas alat pencampur (concrete mixer).
§  Peralatan pembuatan campuran beton yang ditempatkan secara terpusat dan biasanya mempunyai kapasitas tinggi, sehingga cocok untuk pekerjaan- pekerjaan beton dengan volume besar, disebut Batching Plant.
§  Peralatan Batching Plant dengan alat pengangkut Dump Truck.


§  Peralatan Batching Plant dan alat pengangkut (Truck Mixer atau Agitator Truck Mixer) harus sesuai dengan ketentuan mengenai peralatan dalam Spesifikasi Beton dari Spesifikasi Umum.
§  Kapasitas Batching Plant harus cukup besar untuk dapat memasok kebutuhan alat Slipform Concrete Paver sehingga alat penghampar tersebut dapat terus bergerak tanpa berhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan campuran beton.
§  Apabila di lapanganterjadi satu proyek menggunakan beberapa Batching Plant, bahkan dari beberapa perusahaan pemasok, maka diperlukan kecermatan yang lebih tinggi dari Pelaksana Lapangan yang bersangkutan untuk dapat mengendalikan mutu maupun jumlah campuran beton yang harus diterimanya agar tetap konsisten dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Batching Plant jenis Pan Mixer dengan Truk Ready Mix.

v  Mesin Penghampar Jenis Acuan Gerak (SlipForm Concrete Payer);
ü Mesin penghampar beton jenis ini merupakan satu unit mesin yang mempunyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.
ü Mesin jenis acuan  bergerak (Slipform Concrete Paver) mempunyai lebar minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-masing di depan dan di belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope sensor). Semua sensor ini dikendalikan secara otomatis dengan komputer (computerized control).
Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver)



Prinsip Kerja Mesin Tersebut adalah



v  Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap (FixForm Concrete Payer);
ü Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak memungkinkan  beroperasinya  mesin  Slipform  Concrete  Paver,  maka dapat digunakan alat berikut ini:
1.       Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing Machines) Jenis   mesin   penghampar   harus   sedemikian   rupa   sehingga   dapat memperkecil  kemungkinan  segregasi  campuran  beton.  Alat  penempa (finishing  machines)  harus  dilengkapi  dengan  tranverse  screeds  yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa.
2.       Vibrator (Penggetar)
Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds.
Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau alat penempa. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices, subgrade dan acuan (form) samping.
3.       Acuan
Acuan lurus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari  3 m, dan sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan plat beton perkerasan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya.

Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang,
Acuan  harus  dapat  menahan  segala  benturan  dan  getaran  dari  alat penghampar dan penempa.
Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan, Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari   suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak   berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung bagian yang bersambungan.


Penghamparan dan Pemadatan Beton Secara Manual


v  Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton dan Perapihan Tepi
Setelah sambungan dan tepi perkerasan selesai, sebelum bahan perawatan (curing) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan membuat tekstur permukaan pada arah melintang atau memanjang garis sumbu (centre line) jalan, yang dapat dilakukan dengan cara brushing atau grooving, Pembuatan tekstur permukaan jalan ini dimaksudkan untuk mencegah aquaplaning atau hydroplaning, yaitu fenomena tidak adanya kontak antara  ban  kendaraan  dengan  permukaan  jalan  pada  waktu  adanya lapisan air di permukaan jalan. Hal ini sangat berbahaya terutama pada lalu lintas dengan kecepatan tinggi, karena kendaraan menjadi tidak bisa dikendalikan. Dengan adanya tekstur permukaan jalan maka akan tersedia fasilitas drainase di bawah ban kendaraan.
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16 (1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau mekanis, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-masing berjarak antara 15 sampai 20 mm.
Perapihan   tepi perkerasan beton di sepanjang acuan dan pada sambungan dilakukan secara manual menggunakan alat khusus manual pada saat beton mulai mengeras, dengan membentuk tepian untuk membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu. bila tak ditentukan lain pada Gambar Rencana, ialah 12 mm.
Perapihan dilakukan supaya ujung-ujung beton yang bersudut tidak mudah gompal.



Pembuatan Tekstur permukaan beton secara manual
v  Gergaji Beton
Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints), maka harus disediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk membentuk sambungan, Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan paling sedikit satu gergaji selalu siap dioperasikan (standby) dengan cadangan pisau gergaji secukupnya, serta fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.


Gergaji Beton/Concrete Cutter






Metode Pelaksanaan Pemasangan U-Ditch

v  Saluran Berbentuk U Type DS ukuran 60 x 60
A.      PEKERJAAN PERSIAPAN
   Sebelum melakukan pemasangan saluran berbentuk U tipe DS perlu dilaksanakan pekerjaan     
   persiapan terdiri dari :
1.      Survey lokasi dan pengukuran awal.
2.      Koordinasi dengan pihak terkait.
3.      Pembuatan direksi keet, barak pekerja dan gudang.
4.      Pembuatan rambu lalu-lintas.
5.      Pengaturan akses masuk lokasi pekerjaan.
6.      Pengaturan tata letak material dan peralatan.
7.      Mobilisasi peralatan.
8.      Pembuatan shop drawing
B.      FABRIKASI BETON
Segera setelah mendapatkan kontrak kerja, kontraktor berkoordinasi dengan direksi kemudian melakukan pengukuran awal di lapangan, dan selanjutnya kontraktor mengajukan shop drawing kepada direksi. Dengan disetujuinya shop drawing tersebut menjadi acuan untuk fabrikasi beton saluran berbentuk U tipe DS . Pada umur minimal 7 hari, beton pracetak bisa dimobilisasi ke lapangan.








v  Bahan Porous untuk Bahan Penyaring (filter)
Bahan porous untuk penimbunan kembali atau bahan penyaring (filter) haruslah keras, awet dan bersih. Bahan tersebut harus bebas dari bahan organik, gumpalan lempung, dan bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan padas lapuk atau bekas bongkaran beton tidak boleh digunakan.
Gradasi partikel bahan yang disyaratkan tergantung dari fungsi masing-masing keperluan dalam pekerjaan dan tergantung dari karakteristik bahan untuk sisi hulu atau sisi hilir dari air yang akan melewatinya, dan juga tergantung dari tersedianya bahan. Gradasi yang disyaratkan untuk masing-masing keperluan akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dimana penentuannya harus dapat menjamin bahwa "piping" (hanyutnya butir-butir halus) dari bahan arah "hulu" (sebelum bahan porous) ke bahan porous, atau dari bahan porous ke bahan arah "hilir" (setelah bahan porous), tidak akan terjadi
Bilamana bahan arah “hilir” (setelah bahan porous) dari bahan porous yang ditimbun kembali bukan bahan berbutir, tetapi digunakan lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe) maka pemilihan dan persetujuan atas bahan porous untuk penimbunan kembali harus didasarkan atas kriteria berikut ini :
a). D85 (bahan untuk penimbunan kembali)  >  0,2 D (lubang) dan
b). D50 (bahan untuk penimbunan kembali)  >  0,04 D (lubang)
Dimana D85 dan D50 didefinisikan dalam Pasal ini pada (c) dan D (lubang) adalah diameter dalam dari lubang sulingan atau pipa berlubang banyak (perforated pipe)
Setiap ukuran bahan porous untuk penimbunan kembali  dapat digunakan untuk arah “hilir” (setelah bahan porous) dari suatu anyaman penyaring (filter) plastik. Sebagai contoh, untuk drainase bawah permukaan perkerasan, dapat digunakan bahan porous untuk penimbunan kembali yang terdiri dari kerikil kasar berbutir seragam, bilamana bahan porous tersebut dibungkus anyaman penyaring (filter) plastik yang cocok, akan tetapi umumnya haruslah terdiri dari pasir halus yang dipilih sesuai dengan alinea di atas. Dalam segala hal, ijuk tidak boleh digunakan sebagai pengganti anyaman penyaring (filter) plastic.

1)   Bahan U - Ditch
a)                   Material U – Ditch merupakan material precast yang dipesan dari pabrik dengan kualitas minimal dari Kelas K300 (fc’ 25MPa) seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
b)                   Jenis U – Ditch yang akan digunakan ada dua tipe yaitu U - ditch 50/50 dan U- ditch 40/40 dengan bagian atasnya menggunakan penutup.
2)   Landasan Pasir
      Pasir akan digunakan untuk meratakan elevasi permukaan yang akan dipasang U – Ditch dan untuk membentuk landasan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
3)   Pemasangan U - Ditch
a)   Persiapan Landasan U - Ditch
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk dan kedalaman yang diperlukan sesuai dengan elevasi dasar saluran rencana, dan landasan ini dipadatkan sampai suatu permukaan yang rata. Diatas permukaan yang telah disiapkan dihamparkan pasir dengan ketebalan sesuai spesifikasi minimal 10 cm.
b)   Pemasangan
U - Ditch dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Unit-unit U - Ditch dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sambungan yang serapat mungkin. Setiap jarak minimal 10 m atau sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam gambar akan dipasang manhole.
Setelah U- Ditch terpasang semua, bagian atasnya ditutup dengan menggunakan cover U – Ditch yang merupakan beton Pracetak.
d)   Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit U - Ditch telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka setiap lubang galian yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui sesuai Gambar Rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Bahan ini harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan 5 cm.


v  Timbunan Biasa dari Sumber Galian
Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari sumber galian yang baik yang memenuhi syarat standar mutu sebagai berikut :
a.      Permukaan bidang timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah ditentukan (sesuai spesifikasi)
b.      Bahan Timbunan (hasil galian) memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran, akar, rumput top soil)
c.      Bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien ataupun project manager
d.      Dilakukan test kepadatan dari bahan timbunan di laboratorium mekanika tanah untuk diadakan acuan test kepadatan di lapangan.
e.      Dilakukan trial embankment, sehingga didapatkan hasil dengan peralatan yang dipergunakan nilai kepadatan dari timbunan tersebut (misalnya jumlah lintasan untuk pemadatan dengan compactor yang dipergunakan).

PERALATAN
§    Bulldozer
§    Compactor
§    Excavator
§    Dump Truck
§    Water Tank
§    Theodolith
§    Waterpass
§    Alat Bantu (cangkul, linggis dan lain-lain)
URAIAN PROSEDUR
Persiapan:
§  Meyiapkan peralatan berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan dalam kondisi baik.
§  Meyiapkan peralatan pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup
§  Meyiapkan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut:
-    Mengupas/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai spesifikasi (± 20 cm)
-    Memadatkan tanah sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan kepadatan sesuai spesifikasi.
Pelaksanaan Pekerjaan:
§  Pekerjaan Pengukuran
-          Mengukur elevasi permukaan tanah sebelum dilakukan pekerjaan kupasan (kondisi 0%)
-          Mengukur elevasi permukaan tanah setelah dilakukan kupasan.
-          Mengukur elevasi top permukaan tanah setelah pekerjaan timbunan selesai kondisi 100%
-          Melakukan monitoring pekerjaan timbunan layer demi layer (Max 30 cm)
§  Melaksanaan Pekerjaan Timbunan
§  Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan patok pembatas / koridor rencana kontruksi bangunan (misalnya tanggul badan jalan dan lain-lain) sesuai dengan Design Drawing(Gambar Desain).
§  Maximum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan (misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm / kondisi loose)
§  Memadatkan hamparan timbunan yang sudah rata dengan compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram dengan air)
§  Apabila diperlukan selama hamparan, dilakukan pembersihan kotoran (misalnya akar dan lain-lain), dari bahan timbunan dengan tenaga kerja khusus.
§  Mengadakan test kepadatan timbunan di lapangan dengan acuan data dari test kepadatan laboratorium
§  Melakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan memenuhi syarat) layer demi layer, sampai didapat top elevasi permukaan tanah yang ditentukan.
§  Hasil Trial Embankment merupakan ketentuan untuk patokan pelaksanaan pekerjaan timbunan tersebut
§  Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada kecepatan penyelesaian pekerjaan tersebut. Pengecekan/Pengukuran selama pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan.
v  Timbunan Pilihan dari Sumber Galian
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum.
 Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
1.      Pengangkutan Material
   Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.
2.      Penghamparan Material
         Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a.  Kondisi cuaca yang memungkinkan
b.  Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c.   Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditetapkan
3.      Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi  luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.


           

Timbunan Tanah
Yang dimaksud  dengan  pekerjaan  timbunan tanah  untuk  Peninggian  Site adalah kegiatan penimbunan Tanah untuk Peninggian Site (lokasi) dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi Quary dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa mengeluarkan biaya untuk  pengadaan  material  tanah  timbunan tersebut.  Sumber dari  material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan quary area yang telah disetujui oleh Direksi. Pekerjaan ini meliputi sebagai berikut:
a.   Penyedia Jasa akan mengerjakan beberapa macam material timbunan dan penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain yang tidak diijinkan. Material timbunan diambil dari quary area yang telah disetujui oleh pihak direksi.


b.  Untuk penempatan material timbunan dan semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan spesifikasi teknik. Penyedia Jasa harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment) untuk menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang tersedia  untuk  pekerjaan  timbunan.  Sasaran  hasil  dari  uji  test  timbunan adalah

untuk mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan, efek getaran terhadap kadar air dan aspek lain  dari  pemadatan.  Material  timbunan  dihampar  lapis  demi  lapis  dan apabila dibutuhkan disiram air dengan water tank truck.

c.   Pekerjaan ini termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow area,  galian  dan  stockpile  dengan  perbedaan  kadar  air  dan  dalam  lajur terpisah untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah lintasan yang berbeda. Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa dalam segala hal kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam kontrak. Apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan terlebih dahulu. Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tanggul pada bangunan yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan   Direksi,   maka   Penyedia   Jasa   harus   membongkar   kembali pekerjaan permanen yang didasarkan pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa tidak ada pembayaran terpisah atas percobaan tanah yang dilaksanakan di tempat lain.


d. Penyedia Jasa akan memberikan informasi kepada Direksi paling tidak 30 (tigapuluh) hari sebelum pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment). Jenis test yang harus dilaksanakan untukuji timbunan (trial embankment) adalah sebagai berikut :
    Kepadatan Lapangan (field density)
    Permeability lapangan (field permeability)
    Berat Jenis (specific gravity)
    Kadar Air (water content)
    Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
    Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
    Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)


e.   Kepadatan timbunan kemudian ditentukan dari hasil uji laboraturium dengan melakukan tes uji  standar Proctor Compaction guna memperoleh hasil pemadatanyang baik.


f.    Ukuran dan dimensi ditentukan berdasarkan gambar.



PEKERJAAN ASPAL

1             Leveling Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Sebagai penyumbang kekuatan terbesar dalam memikul beban lalu lintas, lapis pondasi agregat harus benar - benar kokoh dan memiliki stabilitas yang tinggi. Sebelum pemasangan Lapis Pondasi Agregat dilaksanakan, harus diyakini bahwa kondisi Lapis Tanah Dasar atau Lapis Pondasi Bawah, dalam hal yang akan dipasang adalah material untuk Lapis Pondasi Atas, telah benar-benar memenuhi persyaratan yang ditetapkan di dalam spesifikasi, seperti : ketinggian, kerataan, dan kepadatan. Material yang dikirim ke lokasi pekerjaan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan atau sesuai dengan Spesifikasi Teknis. Pengiriman material disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, ini dimaksudkan agar material tidak berceceran dan terbuang mubazir. Material untuk Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke lokasi penghamparan dalam bentuk campuran yang merata pada rentang kadar air yang diisyaratkan dalam spesifikasi. Kelembaban dari material harus tersebar secara merata. Penghamparan lapis pondasi agregat klas A dihampar dengan alat bantu seperti pengki. Penghamparan dilaksanakan lapis demi lapis. Pekerjaan ini dimulai dari Sta. 0+361 menuju sta. 0+000. Dengan kata lain pengerjaan dimulai dengan arah mundur agar material yang telah dihampar tidak rusak lagi atau tidak terganggu oleh laju lalu lintas angkutan material. Dalam penghamparan material lapis pondasi agregat klas A lebar penghamparan disesuaikan dengan gambar rencana atau persetujuan lain dari direksi pekerjaan yang telah disetujui. Segera setelah seluruh pekerjaan penghamparan selesai dilaksanakan dan telah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan telah memuaskan Direksi Teknik, pekerjaan pemadatan dapat dimulai, dengan memperhatikan hal - hal berikut:
Pemadatan dilaksanakan dengan menggunakan peralatan pemadat yang cocok dan memadai yang, disetujui oleh Direksi Teknik, hingga mencapai kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum "modified” seperti yang ditentukan AA SHTO T180 metode D.
Pemadatan hanya boleh dilakukan bila kadar air dari material beroda dalam rentang antara 3% kurang atau lebih dari kadar air optimum seperti yang ditentukan oleh AASHTO T18O metode D.
Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit kearah sumbu jalan, kecuali pada bagian yang bersuperelevasi penggilasan dimulai dari bagian yang rendah bergerak kearah bagian yang tinggi. Penghamparan dilaksanakan station demi station dan terus dipadatkan dengan menggunakan mesin gilas 3 roda 8-10 ton. Lintasan mesin gilas harus memenuhui standar yang telah ditetapkan dalam spesifikasi teknis. Didalam proses pemadatan dilaksanakan penyiraman yang dilakukan oleh truk tangki air agar pemadatan dapat dicapai dengan maksimal dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan sesuai dengan gambar rencana. Alat yang digunakan adalah : cangkul, pengki, tali rapia, pacul, belincong, mesin gilas 3 roda, truk tangki air.
2             Lapis Resap Pengikat/Prime Coat
Jenis pekerjaan ini adalah penyemprotan aspal pada permukaan yang sebelumnya telah disiapkan untuk Pelaburan Aspal atau Lapisan Permukaan Campuran Aspal. Lapis Resap Pengikat harus digunakan pada  Permukaan yang tidak beraspal, Fungsinya adalah sebagai pengikat antara lapis permukaan dibawahnya dan lapisan aspal yang akan diletakkan diatasnya. Kegiatan ini bisa meliputi pekerjaan-pekerjaan penyiapan permukaan yang akan disemprot, penyediaan material aspal dan penyemprotan. Lapis Resap pengikat hanya dipasang pada permukan yang kering atau sedikit lembab, baik Lapis Resap Pengikat maupun Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan pada waktu angin kencang, akan turun hujan atau pada saat turun hujan. Kecuali mendapat persetujuan lain dari Direksi Teknik, pekerjaan Lapis Resap Pengikat harus dilaksanakan hanya selama musim kering.
Kualitas produk lapis Resap Pengikat adalah :
Penyemprotan Lapis Perekat maupun Lapis Resap Pengikat setelah dilaksanakan harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapis dan tampak merata, tanpa ada bagian, sekecil apapun, yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan aspalnya. Dalam hal Lapis Resap Pengikat, setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi, meninggalkan sebagian bahan pengikat dengan warna hitam atau abu-abu tua yang merata pada permukaan dan menampakkan tekstur permukaan yang rapi serta tidak tampak adanya genangan atau bahan pengikat yang bercampur dengan agregat halus yang cukup tebal, serta tidak ada bagian-bagian yang lembek dan lepas. Dalam hal Lapis Perekat, permukaan harus mempunyai daya lekat yang cukup pada waktu pengerjaan pelapisan ulang (overlay). Penampilan yang memperlihatkan bintik—bintik, yang timbul dari bahan pengikat yang di distribusi sebagai butir-butir tersendiri boleh diterima untuk Lapis Perekat yang lebih ringan asalkan penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan takarannya benar.
Material Lapis Resap Pengikat :
Ø  Aspal harus dari jenis aspal semen AC—10 (kurang lebih ekivalen aspal pen 80/100), atau jenis AC-20 (kurang lebih ekivalen aspal pen 60/70), mematuhi AASHTO M226—80, dicairkan dengan minyak tanah, dengan perbandingan sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
Ø  Agregat penutup harus dari hasil penyaringan kerikil atau batu pecah, tidak mengandung butiran lunak, bahan kohesif atau bahan organik.Tidak kurang dari 90% lolos saringan ASTM 9.5 mm, dan tidak lebih dari 2% harus lolos saringan ASTM 2.36 mm (N0. 8).
Kualitas dari hasil semprotan sangat ditentukan oleh kualitas alat utama yaitu Distributor Aspal. Kecuali mendapatkan persatujuan dari Direksi Teknik, yaitu apabila dikarenakan tampat kerja yang sempit pemakaian Distributor Aspal tidak memungkinkan, penyemprotan harus dilaksanakan dengan Distributor Aspal. Karena peranannya yang penting dalam menjamin kualitas, hal - hal yang dipersyaratkan di dalam spesifikasi mengenai Distributor Aspal harus benar-benar mendapatkan perhatian, antara lain :
1)             Peralatan Distributor Aspal harus meliputi sebuah tachimeter (pengukur kecepatan putaran), meteran tekanan, satu tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk mengukur kecepatan pada kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus sudah dikalibrasi dan rekaman dari kalibrasi yang teliti dan memuaskan harus diserahkan kepada Direksi Teknik.
2)             Distributor harus dilengkapi dengan batang semprot yang mengsirkulasikan aspal secara penuh yang tepat diatur kearah horizontal dan vertikal. Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1 cm. Distributor juga harus dilengkapi dengan pipa semprot tangan.
3)             Distributor harus juga dilengkapi dengan Diagram Semprot dan Buku Petunjuk Palaksanaan yang menunjukkan diagram aliran pipa dan petunjuk - petunjuk untuk cara kerja semua alat pada distributor. Diagram Semprot harus memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan jumlah takaran pemakaian aspal.
4)             Toleransi ketelitian dan ketentuan—ketentuan jarum baca yang dipasang pada Distributor aspal dengan batang semprot harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi.
§  Pelaksanaan
1)       Pekerjaan Persiapan
a)          Harus diyakini bahwa permukaan yang akan disemprot sudah benar - benar siap, dalam arti semua kerusakan (kalau ada) telah diperbaiki dan apabila permukaan yang disemprot adalah lapis pondasi agregat, perlu diyakini bahwa telah dipersiapkan sesuai persyaratan sebagaimana diatur dalam pekerjaan lapis pondasi agregat.
b)       Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dari debu dan kotoran lain dengan memakai sikat mekanis atau semprotan angin atau kombinasi keduanya. Jika hal ini tidak cukup ditambah dengan sapu ijuk.
c)       Pembersihan harus dilakukan melewati 20 sentimeter kanan kiri bidang yang disemprot. Pekerjaan ini dilakukan dimulai dari Station STA. 0+361 menuju STA. 0+000 (sama untuk pekerjaan penghamparan Prime Coat dan AC WC).
d)       Tonjolan yang disebabkan oleh benda - benda asing harus disingkirkan dengan penggaruk baja setelah itu harus dicuci dan disapu, atau sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
e)       Untuk lapis resap pengikat diatas lapis pondasi agregat kelas A, permukaan yang telah disapu harus rata, rapat, bertekstur agregat kasar dan halus/tidak segregasi.
f)           Pekerjaan penyemprotan tidak dapat sama sekali dimulai, sebelum permukaan benar-benar telah dipersiapkan sampai memuaskan Direksi Teknik.
2)       Setelah semua persiapan dilaksanakan dengan sempurna, pekerjaan penyemprotan dapat dilaksanakan dengan merujuk kepada hasil percobaan lapangan. Perlu sekali lagi diyakini bahwa Distributor Aspal dioperasikan sesuai dengan diagram semprot yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penampatan -penempatan nosel harus dipasang sesuai ketentuan.
§  Pelaporan
Kontraktor harus menyerahkan bahan-bahan berikut ini kepada Direksi Teknik
1)             Lima liter contoh dari setiap bitumen yang diusulkan untuk digunakan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuatnya, sebelum pekerjaan dimulai.
2)             Catatan yang memuaskan untuk sertifikat kalibrasi dari semua instrumen, meteran pengukur, tongkat celup dari distributor aspal, seperti diuraikan dalam spesifikasi, diserahkan paling lambat 30 hari sebelum pekerjaan dimulai. Alat - alat tersebut harus dikalibrasikan dengan toleransi ketelitian sebagaimana ditetapkan dalam spesifikasi. Tanggal kalibrasi harus tidak melebihi 2 tahun sebelum pelaksanaan.
3)             Diagram semprot yang telah memenuhi ketentuan dalam spesifikasi diserahkan sebelum pekerjaan dimulai.
§  Lingkungan
1)            Permukaan-permukaan dari struktur, pepohonan dan harta benda masyarakat disamping tempat - tempat kerja harus dilindungi dari kekotoran karena percikan.
2)            Bahan Bitumen dilarang dibuang kesembarangan selokan atau saluran air.
3)            Diagram semprot yang telah memenuhi ketentuan dalam spesifikasi diserahkan sebelum pekerjaan dimulai.
1.       Peralatan Utama
2.       Peralatan utama yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah : Distributor Aspal dan Penyapu Mekanis/Compressor.
3             Penghamparan AC/WC (Hotmix tebal 5 cm)
Adapun langkah pekerjaan ini yaitu :
ü        Tempatkan alat Asphalt finisher pada jalur dititik awal pekerjaan overlay, sebelumnya alat tersebut distel terlebih dahulu sehingga pada saat penghamparan tebal gembur aspal mencapai ± 4,80 cm dari permukaan jalan. Alat Asphalt finisher distel dengan lebar disesuaikan yaitu 3,00 M’ dikarenakan ini dilakukan dengan cara 1 kali penghamparan. Sebelum dioperasikan alat ini terlebih dahulu dipanaskan.
ü        Hotmix yang ada pada Dump Truk ditempatkan tepat didepan hoper asphalt finisher. Tuangkan hotmix ke dalam hoper dengan cara di dump. Suhu campuran pada saat penghamparan ± 145 ◦C. Nyalakan mesin fibrasi selama penghamparan agar campuran hotmix terdistribusi secara merata.
ü         Pekerja segera meratakan campuran aspal yang dikeluarkan dari asphalt finisher dengan menggunakan alat bantu agar campuran benar-benar rata, harus diperhatikan sisian jalan agar terlihat lurus.
ü        Periksa kembali ketebalan hasil penghamparan dengan menggunakan alat ukur sederhana yang terbuat dari besi tulangan yang telah ditandai ± 4,80 cm setelah campuran aspal diratakan.
ü         Apabila didalam hoper campuran aspal telah habis maka segera isi ulang aspal kedalam hoper. Jika tersisa aspal didalam hoper maka suhu aspal tidak boleh lebih rendah dari suhu penghamparan.
ü        Setelah selesai penghamparan, maka dipadatkan dengan mesin gilas tandem 6-10 ton dengan lintasan 6 lintasan setelah itu dilanjutkan oleh mesin gilas roda karet 8-15 ton dengan lintasan sama seperti mesin tandem.

Peralatan yang akan digunakan adalah : Mesin Gilas Tandem 6-10 ton, Mesin Gilas Roda Karet 8-15 ton, Asphalt Finisher, Asphalt Spayer, Compressor dan alat bantu.